kerja keras --- Sombong

Petani dan Anak-anaknya

Aesop


Anak-anak petani bekerja keras menggali tanah untuk mencari harta karunSeorang petani yang sangat kaya yang merasa tidak akan hidup terlalu lama lagi, memanggil anak-anaknya di samping tempat tidurnya.
"Anak-anakku," dia berkata, "Perhatikanlah apa yang akan saya katakan pada kalian. Dengan alasan apapun, jangan pernah menjual tanah yg menjadi milik keluarga kita selama beberapa generasi. Karena di tanah ini tersembunyi harta karun. Saya tidak tahu di mana letak pastinya, tetapi harta tersebut ada di sini. Carilah harta tersebut dengan sekuat tenaga dengan cara menggali dan jangan lewatkan sejengkal tanah pun yang tidak tergali.
Sang Petani kemudian meninggal, dan tidak lama setelah penguburannya, anak-anaknya mulai bekerja sekeras mungkin menggali setiap jengkal tanah pertanian mereka dengan sekop, bahkan setelah selesaipun, mereka masih melakukannya sampai berulang dua-tiga kali.
Tidak ada satupun emas tersembunyi yang mereka dapatkan, tetapi saat musim panen, kantong dan pundi-pundi uang mereka menjadi penuh dengan keuntungan panen yang sangat besar dibandingkan dengan tetangga-tetangga mereka. Pada akhirnya mereka menjadi sadar bahwa harta karun yang disebutkan oleh ayah mereka adalah kekayaan dari hasil panen yang berlimpah, dan kerja keras mereka sebenarnya adalah harta karun.

Kerja keras adalah harta karun


Pohon Oak dan Rumput Alang-alang

Aesop


Pohon Oak tumbang tertiup angin badai
Sebuah pohon Oak yang sangat besar tumbuh di tepi sungai di mana di sekitarnya tumbuh juga rumput Alang-alang yang kurus. Ketika angin bertiup, Pohon Oak akan berdiri dengan gagah menantang angin dengan ratusan cabang-cabangnya yang mengarah ke langit. Di mana saat itu, Alang-alang akan membungkukkan tubuhnya rendah-rendah dan merunduk saat tertiup angin.
"Kamu pantas untuk mengeluh," kata pohon Oak. "Hanya sedikit saja tiupan angin, sudah cukup untuk menundukkan kepalamu, sedangkan Saya, Oak yang perkasa, berdiri tegak dan kokoh tak tergoyahkan."
"Jangan khawatir terhadap kami," balas sang Alang-alang. "Angin tidak akan dapat menyakiti kami. Kami menunduk agar tidak patah. Sedangkan kamu, dengan segala kebanggaan dan kekuatan, sejauh ini masih mampu menahan tiupannya. Tetapi suatu saat, semua ini akan berakhir."
Saat sang Alang-alang selesai berbicara, datanglah sebuah angin badai dari timur. Pohon Oak berdiri dengan gagahnya dan menahan badai tersebut, sementara Alang-alang sebaliknya merunduk lebih rendah. Angin yang bertiup menjadi bertambah kencang dan saat itulah pohon Oak yang perkasa tumbang, tercabut dari akar-akarnya dan terbaring di antara Alang-alang.
Ada saatnya merunduk dan mengalah daripada keras kepala dan akhirnya hancur.

Comments